Diberdayakan oleh Blogger.

Daftar Blog Saya

My BLOG

Featured 1

Fitur tercanggih Asempapan Pati.

Featured 2

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 3

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 4

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 5

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Rabu, 28 November 2012

Kata-Kata Hikmah Bijaksana Pujangga Islam

Kata-Kata Hikmah Bijaksana Pujangga Islam Kata-kata hikmah ini adalah koleksi mutiara kata dan kata-kata indah pujangga dan tokoh Islam sebagai nasihat. Setiap amal bergantung pada niat. Niat dan tujuan orang beriman lebih baik dan bernilai pada pandangan Allah daripada amalannya. Niat orang yang tidak beriman lebih buruk daripada apa yang nyata dengan amalannya. - Nabi SAW Lisan yang didorong dan dikendalikan oleh kekuatan iman akan menghasilkan mutiara-mutiara kata yang elok didengar dan memancarkan kebenaran Imam Ali bin Abi Talib berpesan: "Tenangkanlah hati dalam waktu-waktu tertentu, kerana jika hati itu merasa letih ia akan menjadi buta" Ibnu Munkadir berkata: "Bagiku nikmat dunia ini hanya ada pada tiga perkara, qiamullail, silaturrahim dan solat berjemaah". Wahai insan yang beriman, renungkanlah dirimu agar kamu mengetahui hakikat dirimu sendiri, dengan demikian kamu akan mengenali Pencipta Yang Maha Agung. Berilah penawar dalam jiwa agar ia tetap suci dan tunduk pada Ilahi. Sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud:" Rebutlah peluang lima sebelum lima: Masa muda sebelum tiba masa tua. Masa sihat sebelum tiba masa sakit. Masa lapang sebelum tiba masa sibuk. Masa kaya sebelum tiba masa papa. Dan masa hidup sebelum tiba masa mati." Madu adalah penyembuh untuk penyakit dan Al-Quran adalah penyembuh bagi penyakit dalam hati, maka hendaklah kamu berubat dengan madu dan Al-Quran. Setiap orang itu lemah apabila ia menyerang kerana beliau hanya mempunyai satu tangan untuk mempertahankan diri dan satu lagi digunakan untuk menyerang Menghairankan sekali,orang yang mencuci wajahnya berkali-kali dalam sehari, tetapi tidak mencuci hatinya walaupun sekali setahun Setiap jiwa merindui kebenaran Ilahi, kerana di sebalik kerinduan itu tersimpan kenikmatan yang paling indah, yang sangat sukar untuk diucapkan dengan kata-kata. Hanya jiwa yang beriman dalam meneguk makrifatullah yang dapat merasakan betapa agungnya jiwa yang mahmudah. Setiap kemaksiatan adalah racun di dalam hati yang merosak kesucian jiwa seseorang, kerana ia rindu berbuat dosa yang akan mewariskan kehinaan. Oleh sebab itu, meninggalkan dosa bererti menghidupkan jiwa dan memancarkan cahaya keimanan di celah-celah sanubari insan. Yang selalu membunuh kebijaksanaan seseorang ialah tamaknya - Sayidina Ali Jadikanlah masa yang berlalu itu pengalaman dan pengajaran, masa yang sedang berjalan kita isi dengan amalan dan masa hadapan jangan terlalu diangan-angankan Kata al-Imam As-Syafi’i, “Mencari ilmu itu lebih utama daripada mengerjakan sunnah.” Jika kita bandingkan hidup yang singkat di dunia ini dengan hidup yang abadi di alam akhirat, maka hidup ini adalah mimpi belaka Rasullullah SAW bersabda;" Orang yang cerdas adalah orang yang selalu memikirkan dan mempersiapkan kematian". Berikan sepenuh kasih sayang kepada ibu bapa, kerana mereka adalah pemegang tali penghubung nyawa ketika kamu meningkat dewasa; kasih mereka terhadap anak adalah kasih dari titisan air mata dan titik peluh yang tak mungkin terbalas. Gembira dan bahagia tika menyabit padi kiranya ianya ditanam sendiri. Begitu juga jiwa manusia itu bukan tumbuh kerana upah tetapi kerana kerja yang patut mendapat upah Biar kamu tidak cantik di mata penghuni bumi tetapi namamu menjadi perbualan penghuni langit. Nabi SAW bersabda,"Jagalah dirimu daripada api neraka.. Meskipun dengan sedekah separuh daripada sebiji kurma. Jika tidak dapat,maka sepatah kata yang baik." Antara sifat munafik itu ialah menganggap nasihat orang sbagai sindiran kepadanya sebab itu tidak diterimanya Semoga mendapat manfaat dari koleksi kata-kata pujangga Islam ini.

BABAD PATI


ASAL MULA TERJADINYA KABUPATEN PATI (BABAD PATI): YUYU RUMPUNG KRODHA

http://jamansemana.files.wordpress.com/2010/08/cover-yuyu-rumpung111.jpg?w=300&h=300Pada suatu wilayah terdapatlah Kadipaten Paranggaruda punya hajat mengawinkan putera satu-satunya yang bernama R. Jaseri atau lebih terkenal dengan sebutan Menak Jasari dengan putri Adipati Carangsoko bernama Dewi Ruyung Wulan. Menak Jasari adalah pemuda yang fisiknya cacat, dan berwajah jelek. Hingga membuat Dewi Ruyung Wulan menolak untuk didekatinya. Namun karena paksaan orang tua maka mau tidak mau Dewi Ruyung Wulan harus menerima R. Jaseri sebagai suaminya.
Pesta perkawinan telah berlangsung, Dewi Ruyung Wulan yang sedang bersedih, ia meminta pestanya harus diadakan pagelaran wayang yang dimeriahkan wayang purwo (wayang kulit) dengan dalang Ki Soponyono yang sangat terkenal sebagai dalang yang mampu membawakan beberapa karakter tokoh yang ada dalam cerita Mahabarata dan Ramayana sehingga banyak penonton yang terbius seolah cerita itu hidup.
Dalang Sapanyono kebingungan atas permintaan yang diajukan oleh Dewi Ruyung Wulan, namun Hal ini hanyalah merupakan taktik dari Dewi untuk mengulur-ulur pernikahan. Dan agar pernikahan ini dapat diggagalkan sebab sebetulnya ia tidak mencintai R. Jasari calon suaminnya. Pernikhan yang tidak dilandasi cinta akan menyakitkan dan dapat melemahkan semangat untuk hidup berumah tangga.
Ia berpesan kepada Dalang Saponyono untuk mencari cerita pewayangan yang mirip dengan cerita kisah sedihnya. Biar semua orang tahu rintihan hati Dewi Ruyung Wulan.
Dalang Saponyono menjalankan tugas sebisanya. Karena merasa tertantang untuk membawakan cerita wayang yang tidak sewajarnya, sebab lakon wayang yang biasa dibawakan dalam acara pernikahan adalah wayang yang alur ceritanya berakhir dengan kebahagiaan, namun kali ini dalang Sapanyono harus membawakan wayang dengan cerita yang berakhir sedih. Hal ini pasti mendapat protes sama penonton. Namun Bagaimanapun juga Dalang Soponyono harus memantaskan sebab Dewi Ruyung Wulan tidak mau duduk di singgasana pengantin kalau permintaannya tidak dituruti. Akhirnya dalang Soponyono menuruti permintaan Dewi Ruyung Wulan, Ia ditemani oleh dua orang adiknya yang cantik-cantik bernama Ambarsari dan Ambarwati yang bertindak sebagai waranggano Swarawati
R. Jaseri hatinya berbunga-bunga dapat bersanding dengan Dewi Ruyung Wulan di pelaminan. Air liur R. Jaseri selalu menentes bila melihat kecantikannya. Tangannya mulai nakal mencolak-colek pipi Dewi Ruyung Wulan. Sehingga membuatnya tidak nyaman. Tengah asyik-asyiknya pagelaran berlangsung, terjadilah keributan yang ditimbulkan Dewi Rayung Wulan. Ia lari dari pelaminan dan menjatuhkan diri di atas pangkauan Dalang Saponyono, Dewi Ruyung Wulan telah hanyut dalam cerita Pewayangan, ia terpesonan dan jatuh cinta kepada dalang Soponyono yang wajahnya lebih tampan dan pandai memainkan cerita wayang daripada Raden Jaseri yang selalu mengumbar nafsu birahinya.
“bawa aku lari kakang Soponyono, kalau tidak lebih baik aku mati saja!”
Hal ini tentu saja mengejutkan semua tamu yang hadir terutama orang tua kedua mempelai. Ki Dalang sendiri juga terkejut dan takut, maka Ki Dalang mengeluarkan kesaktiannya, untuk memadamkan semua lampu yang berada di Kadipaten Carangsoko.
Keadaan yang gelap gulita itu, membuat panik yang hadir dalam perjamuan tersebut, kesempatan ini dimanfaatkan Ki Saponyono melarikan diri diikuti oleh kedua adiknya dan Dewi Ruyung Wulan.
Sang Adipati Carangsoko Puspo Handung Joyo sangat marah sekali. Ia memanggil Patihnya Singopadu untuk segera mengatasi keadaan ini.
“Cepat perintahkan prajurit untuk menyalakan lampunya” para prajurit bergegas menyalakan lampunya.
Setelah lampu menyala, Raden Jaseri bergulung-gulung dilantai karena calon istrinya raib bersama Dalang Soponyono.
Adipati Paranggarudo memerintahkan patihnya Singopadu untuk segera mepersiapkan prajurit, mengejar Dalang Soponyono dan Dewi Ruyung Wulan.
Prajurit menyebar ke seluruh desa, memasuki rumah-rumah dengan tidak sopan santun dan kasar, Rakyat Carangsoko menjadi ketakutan, mereka berlari berhamburan menyelamatkan diri. Prajurit menggeledah semua rumah penduduk barangkali mereka bersembunyi di dalam rumah penduduk dan barang siapa berani melindungnya akan dihukum. Hal ini membuat Adipati Puspo Handung Joyo kurang senang, yang dicari burunan Dalang Soponyono bukan rumah rakyat yang dirusak. Adipati Paranggarudo tidak mau peduli, yang penting adalah Soponyono harus ketangkap mati atau hidup. Karena telah menghina kewibawaan Adipati Paranggarudo.
Ki Soponyono dan Dewi Ruyung Wulan yang disertai adik-adiknya berlari terus menuju hutan, mereka berjalan mengikuti alur sungai. Ki Soponyono juga mengadakan perlawanan kepada para pengejar walaupun sia-sia, karena tidak seimbang jumlah pengejar dan yang dikejar. Keluar hutan masuk hutan, Dewi Ruyung Wulan menanggalkan pakaian kebesaran, kemudian dia menukarkan dengan baju penduduk setempat, mereka menyamar menjadi penduduk desa, agar tidak menjadi perhatian penduduk.
Sampailah mereka di Dukuh Bantengan (Trangkil) wilayah Panewon Majasemi. Panasnya Terik Matahari di siang hari membuat keempat orang tersebut kehausan. Musim kemarau yang panjang membuat mata air kering sehingga amat berharganya air. Mereka terus berjalan untuk mendapatkan seteguk air. Mereka duduk di bawah pohon besar yang kering, setelah berlari tanpa berhenti merupakan siksaan terlebih bagi ketiga orang putri terutama dewi Rayungwulan yang tidak pernah bekerja berat dan berjalan jauh. Rasa haus bagi ketiga putri tersebut sudah tak terhankan lagi, untuk meneruskan perjalanannya sudah tidak mungkinkan lagi.
Karena hausnya mereka berlari mengejar daratan yang penuh dengan sumber air setelah didekati ternyata hanya sebuah fatamorgana. Mereka berjalan tertatih-tatih, sampailah mereka disebuah sawah yang sunyi tidak ada sumurnya, dan sungai disekitarnya sudah kering karena kemarau panjang itu. Melihat hal itu Ki Sapanyono sangat bingung hatinya karena akan meminta air pada penduduk tidak berani, takut bertemu pengejarnya. Maka jalan satu-satunya adalah mencuri semangka atau mentimun yang ada di sawah tersebut.
Mereka tidak menyadari bahwa semua bergerak-geraknya diawasi dari jauh oleh pemilik sawah yaitu adik dari Panewu Sukmoyono yang bernama Raden Kembangjoyo. Berdasarkan laporan penduduk bahwa sawahnya sering dirusak oleh binatang2 seperti kerbau, kancil. Namun kali ini Kembangjoyo kaget ternyata yang selama ini yang merusak tanamannya bukan binatang tapi manusia. Kembangjoyo memerintahkan anak buahnya untuk mengepung sawah tersebut.
“Ternyata selama ini yang merusak tanaman-tanaman kami adalah kamu! Ya maling! Tangkap” terjadilah perang antara Ki Soponyono dengan anak buahnya Kembang Joyo, mereka semua dapat dilumpuhkan oleh Soponyono. Akhirnya Kembang Joyo turun tangan mereka berdua bertarung ditengah sawah. Dari kejauhan tiga putri itu bersembunyi menyaksikan pertarungan tersebut, karena dianggap pasukan Paranggarudo. Namun tanpa daya Ki Sopanyono melawan R. Kembangjoyo, karena Kembang Joyo lebih sakti dari Ki Soponyono.
Ki Soponyono ditlikung kakinya, kemudian tangannya diikat dengan tali dadung.
“Saya mencuri karena terpaksa Ndoro”
“Yang namanya maling juga terpaksa semua”
Sejurus dengan itu keluarlah Dewi Ruyung Wulan beserta kedua adik Dalang Soponyono.
“lepaskan kakang Soponyono, yang kamu buru aku kan, aku boleh kamu bawa asalkan Kakang Soponyono dilepaskan dahulu” Dewi Ruyung Wulan mengira bahwa yang menangkap Dalang Soponyono adalah Pasukan Paranggarudo. Kembang Joyo menjadi heran ternyata maling yang ditangkapnya membawa tiga orang gadis yang cantik-cantik. Namun karena Kembang Joyo hanya ditugaskan untuk menjaga sawah milik kakaknya, makanya ia tetap merangket keempat orang tersebut.
Mereka berempat menjadi tawanan R. Kembang Joyo, kemudian mereka dihadapkan kepada Penewu Sukmoyono untuk diminta penjelasannnya. Ki Soponyono memerkenalkan satu persatu kawan-kawannya. Selanjutnya ia menceritakan semua kejadian-kejadian yang telah dialami, mengapa mereka sampai di dikejar-kejar pasukan Parang Garudo, mereka terpaksa mencuri semangka dan mentimun milik Raden KembangJoyo, karena kehausan dan lapar. Mendengar penuturan Ki Soponyono tersebut Penewu Sukmayono merasa kasihan dan tidak sampai hati untuk menjatuhi hukuman. Penewu Sukmayono bersedia menampung dan melindungi mereka.
“Tinggal disini semaumu, masalah Paranggarudo biar kami yang akan menghadapinya.” Sukmoyono mempersilahkan Dalang Soponyono, dan ketiga putri untuk beristirahat dahulu.
Sebagai rasa terima kasih yang tak terhingga atas segala kebaikan Sukmoyono, Ki Saponyono mempersembahkan kedua adiknya kepada Sang Penewu untuk dijadikan hambanya. Persembahan tersebut diterima dengan senang hati. Akhirnya Ambarsari diperistri oleh Penewu sebagai selir, sedangkan Ambarwati diberikan kepada R. kembang Joyo untuk dijadikan istrinya. Sedangkan Dewi Ruyung Wulan akan dikembalikan kepada bapaknya Adipati Carang Soko, Puspo Handung Joyo.
Yuyu Rumpung pembesar dari Kemaguhan yang juga merupakan anak buah Paranggarudo tahu kalau keris Rambut Pinutung dengan Kuluk Kanigoro adalah pusaka hebat yang dimiliki Sukmoyono. Yuyu Rumpung memerintahkan anak buahnya. Yang bernama Sondong Majeruk untuk mengambil kedua pusaka tersebut. Akan tetapi sebelum dapat diserahkan kepada Yuyu Rumpung sudah dapat diketahu Sondong Makerti sehingga terjadi pertempuran, Sondong Majeruk kelehan kehabisan tenaga hingga mau mati, keris Rambut Pinutung yang dibawa Sondong Makerti berhasil menusuk perut Sondong Majeruk hingga tewas. Selamatlah keris Rambut Pinutung tidak bisa dibawa oleh Sondong Majeruk. Yuyu Rumpung murka kemudian memerintahkan segera menyerbu Majasemi bergabung dengan Pasukan Yudhopati dengan patih Singopati.
Sementera itu para prajurit Parang Garudo masih saja melakukan pengejaran dan penggeledahan di rumah-rumah penduduk. Sampailah mereka di Majasemi. Betapa marahnya Adipati Yudhopati ketika mendapat laporan bahwa buronan Dalang Soponyono, Dewi Ruyung Wulan bersama kedua adik Soponyono berada Di Majasemi mereka dilindungi oleh Penewu Sukmayono.
Maka terjadilah pertempuran yang sangat seru banyak korban yang berjatuhan, juga Ki Penewu Sukmoyono gugur dalam pertempuran itu. Mendengar Penewu Sukmayono gugur, Raden Kembangjoyo mengamuk dengan memegang keris Rambut Pinutung dengan kuluk Kanigoro menghancurkan Pasukan Paranggarudo. Mereka dibantu oleh pasukan Carangsoko, pertempuran dahsyat antara Patih Singopati dengan Patih Singopadu, memporsir energi sehingga keduanya gugur di medan laga. Pertempuran di Majasemi berakhir dengan membawa banyak korban.
Ki Saponyono mengantarkan Dewi Ruyung Wulan bersama-sama dengan Raden Kembangjoyo. Sebagai ucapan terima kasih, Dewi Ruyung Wulan diberikan kepada Raden Kembang Joyo untuk dijadikan istrinya, karena Kembang Joyo berhasil mengalahkan Yudho Pati adipati Paranggarudo kemudian ia menetap di Carangsoko menggantikan Puspo Handung Joyo sebagai pemimpin Kadipaten. Ia juga diangkat menjadi Adipati setelah menggabungkan tiga kadipaten yaitu Paranggarudo, Carangsoko dan Majasemi menjadi satu kadipaten Pati
Peleburan itu telah menciptakan kerukunan dari tiga kadipaten yang bertikai, untuk lebih memantapkan dalam memimpin kadipaten, ia mengajak Dalang Soponyono untuk memperluas wilayah kekuasaannya, dan mencari lokasi yang baik sebagai pusat pemerintahan, raden Kembangjaya dan Raden Sopanyono menuju hutan Kemiri, dan segeralah hutan tersebut dibabat untuk Kadipaten/pusat pemerintahan.
Alas (Hutan) Kemiri dihuni oleh beberapa binatang Singa, Gajah dan binatang buas lainnya, selain itu juga dihuni oleh kerajaan siluman, Kembang Joyo dan Dalang Soponyono bahu membahu melawan kerajaan Siluman tersebut. Akhirnya dengan kesaktian Kembang Joyo pemimpin Siluman menyerah. Untuk menangkal makhluk-makluk halus Dalang Sopoyono selamatan dengan memainkan wayang di hutan Kemiri. Sirnalah pemimpin Siluman beserta anak buahnya lari dari hutan kemiri.
Esok harinya Kembang Joyo dan Dalang Soponyono beserta parajurit Carangsoko melanjutkan pekerjaannya membuka Hutan Kemiri menjadi perkampungan, ditengah mereka sedang membuka hutan datanglah seorang laki-laki memikul gentong yang berisi air.
“Berhenti kisanak!, siapa namamu dan apa yang sedang kau pikul itu?”
“Saya Ki Sagola, yang gentong yang kupikul ini berisi Dawet, aku terbiasa berjualan lewat sini.”
“Dawet itu minuman apa?, coba saya minta dibuatkan, prajurit-prajurit saya ini juga dibuatkan!
“ Kenapa hutan ini kok ditebangi?, kasihan para binatang pada lari ke gunung?”
“Kami sedang membuka hutan ini untuk perkampungan baru, agar kelak dapat menjadi kota raja yang makmur, gemah ripah loh jinawi, sebab derah kami dulu sudah tidak memungkinkan kita tempati akibat perang Saudara”
Raden Kembang Joyo merasa terkesan akan minuman Dawet yang manis dan segar, maka ia bertanya pada Ki Sagola tentang minuman yang baru diminumnya. Ki Sagola menceritakan bahwa minuman ini terbuat dari Pati Aren yang diberi Santan kelapa, gula aren/kelapa.
Mendengar jawaban itu Raden Kembang Joyo terispirasi, kelak kalau pembukaan hutan ini selesai akan diberi nama Kadipaten Pati-Pesantenan. Dalam perkembangannya Kadipaten Pati-Pesantenan menjadi makmur gemah ripah loh jinawi dibawah kepemimpinan Kembang Joyo.
Sumber : Sejarah Hari Jadi Kab. Pati, 1994

Followers